Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren  

Posted by: Sophie Mauliedia

A.           Latar Belakang Masalah
Perkataan pesantren berasal dari kata santri yang mendapat awalam pe dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri Prof. Jons berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bahasa tamil yang berarti menjadi guru, sedangkan CC. Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu, kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan. (Zamakhsyari Dhofier, 1994 : 18 )
Secara umum pesantren atau pondok didefinisikan sebagai “lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama, kyai sebagai sentral figurnya dan masjid sebagai titik pusat yang menjiwainya.” Sebagai lembaga yang mengintegrasikan seluruh pusat pendidikan, pendidikan pesantren bersifat total, mencakup seluruh bidang kecakapan anak didik; baik spiritual (spiritual quotient), intelektual (intellectual quotient), maupun moral-emosional (emotional quotient). Untuk itu, lingkungan pesantren secara keseluruhannya adalah lingkungan yang dirancang untuk kepentingan pendidikan. Sehingga segala yang didengar, dilihat, dirasakan, dikerjakan, dan dialami para santri, bahkan juga seluruh penghuni pesantren, adalah dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan cara ini pesantren telah mewujudkan sebuah masyarakat belajar yang kini dikenal dengan istilah learning society.

Pengaruh Tradisi Pesantren Terhadap Pola Kemandirian  

Posted by: Sophie Mauliedia

1. Tinjauan Tentang Tradisi Pesantren
A. Riwayat Timbulnya Pesantren
Mula-mula ada orang yang mutafaqquh fiddien. Beliau adalah penduduk asli tempat tersebut yang sengaja datang untuk mengamalkan ilmunya, menyebarkan agama islam setelah beberapa waktu. Orang-orang mulai mengetahui bahwa orang yang mutafaqquh fiddien tersebut memilki kelebihan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang yaitu kelebihan dalam berbagai bidang. Maka dengan penuh keramahan dan suka cita, beliau menyambut kedatang orang-orang tersebut dan berusaha untuk memberikan bimbingan, pendidikan dan pengajaran islam yang mereka butuhkan. Orang-orang tersebut dikenal dengan sebutan kyai.
Semula, para santri yang datang diterima dan ditampung dirumah kyai sendiri, tapi makin lama makin banyak orang yang datang dengan maksud dan tujuan yang sama, sehingga mereka tidak dapat ditampung lagi dirumah kiyai. Maka timbullah inisiatif dari para santri untuk medirikan masjid atau langgar untuk tempat para santri belajar dan beribadah, serta pondokan untuk tempat para santri bermalam dan beristirahat.
Pondok-pondokan tersebut terus bertambah seiring dengan tambahnya para santri yang datang. Akhirnya sesuai dengan bantuan dari masyarakat berkembanglah pemukiman tersebut menjadi semacam kampus, tempat beribadah dan mencari ilmu bagi para santri dan kyai sebagai sentralnya yang menjadi panutan bagi para santri dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Itulah sebabnya tempat tersebut kemudian dikenal dengan istilah pondok pesantren.